Halaman
demi halaman aku tulis, bersama kamu. Sekian lama harusnya kisah ini
cukup kamu mengerti. Atau aku mestinya cukup pahami. Namun cinta tak
pernah sederhana. Pahit, iya.
Pena dengan tinta hitam kita ukir selengkung demi selengkung.
Beberapa halaman penuh coretan karena amarah yang merana, atau kadang
terciprat cemburu yang memburu.
Semuanya kita lanjutkan, karena aku anggap hidup harus terus
berlanjut. Dan cinta ini, adalah hidup. Setidaknya bagiku. Aku sudah
meninggalkan halaman usang di belakang. Aku berpegang sampai nyawa ini
kuregang, kamu yang aku sayang. Setidaknya sampai rasa itu hilang. Entah
terjadi atau tidak, ah, jika iya rasanya begitu malang.
Aku mencintamu dengan terlanjur. Aku rela merebahkan jasad hingga
terbujur. Kamu diam seribu bahasa, aku lelah menenun asa. Sekali lagi,
tak bisakah kamu menunggu? Mencoba mengerti? Atau mungkin sedikit saja
pahami? Yang aku tulis dalam hati selalu kamu yang kucintai.
Pegang pena ini bersama, guratkan kisah kita.
Ah, maaf, cerpen kita maksudku. Nampaknya cerita ini terlalu singkat untuk disebut kisah.
di khususkan untuk kamu-kamu yang berjiwa muda Untuk kamu yang merasa mencintai atau di cintai namun selalu merasa kurang.. :D
Jumat, 28 September 2012
Lembaran Baru Yang Tertinggal
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar